Cari Blog Ini

Selasa, 27 April 2010

JAPAN MUSIK BIOGRAPY

aSian Kung-fu GeneratioN










Asian Kungfu generation, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ajikan, terbentuk di Yokohama pada tahun 1996. Line-up mereka adalah Goto masafumi (vokal/gitar), kita Kensuke (gitar), Yamada takahiro (bass) dan Ijichi kiyoshi (Drum). Sepanjang karirnya, mereka telah menelurkan 6 full album dan 5 buah EP yang sukses dipasaran. Musik mereka merupakan campuran dari punk-punk ala barat dan alternative rock yang diramu dengan musik indie rock ala Jepang. Para fans biasa menyebutnya genre Shimokita kei, diambil dari nama tempat live-house mereka biasa bermain, Shimokitazawa.

Pada awalnya, Ajikan mulai membuat lagu dengan lirik-lirik bahasa Inggris. Namun, mereka mulai dikenal oleh masyarakat Jepang setelah single pertama mereka yang berbahasa Jepang, "konayuki" diambil oleh sebuah radio disana dan terus diputar karena permintaan dari pendengar. Setelah itu mereka merilis album EP indie mereka yaitu "Hōkai amplifier" yang nantinya akan dirilis ulang oleh major label Ki/oon record. Lagu milik mereka yang berjudul Haruka kanata dan Rewrite diambil sebagai OST dari anime terkenal Naruto dan Full Metal Alchemist, yang turut menaikan popularitas mereka sampai keluar Jepang, termasuk Indonesia.
Ajikan juga sering didaulat sebagai pengisi dari acara-acara musik rock berprofil tinggi di jepang, seperti "Meet the world beat", "Fuji rock festival" dan "Rock in Japan fes".

Seperti yang ditulis diatas, kepopuleran Ajikan di Indonesia juga dimulai akibat pengaruh dari anime Naruto dan Full metal alchemist. Selain 2 lagu itu, ada juga l;agu "After dark" yang dipakai sebagai OST dari salah satu anime yang cukup terkenal di Indonesia, yaitu "Bleach". Musik mereka cukup diminati di komunitas jepang Indonesia dan ada beberapa band yang mengcover lagu-lagu mereka, sebut saja Bakabon dan Blue train.

Sayangnya, belakangan ini saya hampir tidak pernah melihat band-band yang membawakan full cover dari Ajikan ini, malah 2 cover bandnya yaitu Blue train dan Bakabon juga sudah bubar. Saya hanya sering mendengar lagu Haruka kanata dan rewrite saja yang dibawakan oleh Band-band di Indonesia, selebihnya jarang. Yah, saya cuma bisa berharap kalau ada lagi band di Indonesia yang mau mengcover mereka lagi.





well.. siapa anak komunitas Jepang disini yang enggak kenal sama band ini?? Dir en grey merupakan salah satu band 'keras' asal Jepang yang sudah merambah ke pasaran internasional. Mereka telah berkiprah sejak tahun 1997 sampai saat ini dan sudah mengeluarkan 7 full album yang sukses di pasaran. Prestasi lain dari mereka adalah line-up personil yang tetap dari awal berdiri sampai sekarang. Personil lengkap dari Dir en Grey adalah Kyo (vokal), Kaoru (Gitar/backing vocal), Die (guitar/backing vocal), Toshiya (bass/backing vocal) dan Shinya (drum).

Musik mereka bisa dikategorikan kedalam genre rock/metal. Yang menjadi nilai lebih untuk nilai musikalitas mereka adalah permainan yang prima dan vokal yang powerful. sang vokalis, Kyo, sangat dikenal dengan suaranya yang khas, kuat, dan mampu menghasilkan suara-suara macam growl dan scream dengan sangat baik. Karena hal ini jugalah sang vokalis juga sering keluar-masuk RS karena permasalahan pada tenggorokannya! personil lain yang juga cukup terkenal adalah bassist Toshiya yang dianggap sebagai salah satu nilai jual dari Dir en Grey, dengan kemampuan musik yang lumayan tentunya.

Lirik-lirik lagu Dir en Grey, yang kebanyakan di tulis oleh Kyo biasa bernuansa 'dark' dimana di setiap lirik terdapat hal-hal negatif yang ada di sekitar kita. banyak hal yang diangkat dalam lirik lagu-lagu mereka, termasuk aborsi ("obscure") dan media massa ("mr. newsman").

sedikit catatan, Dir en Grey (menurut saya) adalah band Jepang yang paling terkenal di komunitas Jepang di Indonesia, atau setidaknya Jakarta. Coba saja tengok ada berapa band yang mengcover lagu-lagu Dir en Grey, dan ada berapa penonton yang minta lagu 'payung' dibawakan ?? satu lagi, untuk urusan cover lagu Dir en Grey, saya rasa hanya ada 2 band yang paling pas untuk membawakan lagu-lagu mereka, yaitu Shuriken dan X-shibuya. Untuk yang memilih band lain saya minta maaf, ini hanya opini pribadi aja yah..^^



Musik Jepang memiliki cukup banyak penggemar di Indonesia. banyak orang di kota-kota besar di Indonesia, khususnya anak muda, mulai mendengarkan lagu-lagu dari negeri Sakura ini. Kemunculan budaya musik Jepang ini tidak lepas dari peranan film animasi dari negara tersebut, atau yang lebih akrab disebut Anime. Soundtrack dari anime-anime lawas yang diputar di TV nasional kita seperti Doraemon, Dragonball, Voltus V, Sailormoon, dan lainnya menjadi awal mula masuknya pengaruh musik jepang ke Indonesia. Dengan dimulainya demam manga dan anime di awal-awal 90'an maka terbentuklah komunitas pecinta budaya Jepang di Indonesia, yang akhirnya mulai mendengarkan lagu-lagu dari Jepang dan mulai menyebarkan lagu-lagu tersebut secara perlahan-lahan.

Musik Jepang yang ada biasa dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu J-rock untuk musik rock, an J-pop untuk musik pop. Dua jenis inilah yang menjadi garis besar untuk mengkalasifikasikan musik tersebut. Aliran-aliran musik keras macam metal, punk, ska, ataupun hardcore di Jepang akan dimasukan ke dalam genre J-rock. Sementara untuk J-pop, istilah ini digunakan untuk membedakannya dari musik-musik tradisional Jepang seperti Enka atau Min’yo. Aliran yang termasuk kedalam J-pop adalah soul, funk, rap dan Jazz.

Band-band yang membawakan lagu-lagu Jepang mulai populer di Indonesia pada era awal tahun 2000. band-band seperti Japanese heroes dan Cartoon heroes mulai muncul dan membawakan lagu-lagu dari anime Jepang, mereka biasa manggung di acara-acara yang bertema jepang di Universitas-universitas. Setelah itu barulah muncul band-band yang membawakan bukan hanya lagu-lagu dari anime, tapi juga single-single dari band atau musisi Jepang itu sendiri, seperti Jetto, Wasabi, Lunatic tokyo, dan Amakusa. Setelah itu baru disusul oleh band-band seperti X-shibuya, melody maker, Shuriken, dan masih banyak lagi. Salah satu band J-indo yang paling sukses adalah J-rocks. Yang kini telah memiliki banyak penggemar dan menelurkan 3 album ke pasaran. Belakangan, banyak band-band J-Indo lainnya yang mencoba peruntungan mereka dengan mengeluarkan album, diantaranya X-Shibuya, Melody Maker, dan Shuriken. kesemuanya mengeluarkan album dengan format indie label. Cd-cd mereka bisa didapatkan di distro-distro atau tempat penjualan cd di acara-acara Jepang.


Aliran yang memiliki banyak penggemar di Indonesia adalah J-rock beraliran Visual kei. Aliran ini mempunyai beberapa ciri khas, yaitu menggunakan make-up, pakaian yang rumit, potongan rambut yang dramatis, dan dandanan yang flashy, bahkan terkadang androgynous. Akhir-akhir ini di Jakarta sendiri banyak bermunculan band-band baru dengan nuansa visual kei ini, sebut saja Monalisa, Rosemary Marian, dan Kikai Choosi.

Musik Jepang cukup populer di kota-kota besar, terutama Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Di Jakarta yang cukup terkenal adalah Shuriken, X-Shibuya, Melody Maker, dan tentu saja, J-Rocks. Sedangkan di Bandung, yang populer antara lain Kisaban dan Lunatic tokyo.




Ellegarden ini adalah salah satu band beraliran pop-punk yang paling terkenal di Jepang. band yang berdiri pada tahun 1998 dan digawangi oleh Takeshi Hosomi (Gitar-Vokal), Shinichi Ubukata (Gitar), Yuichi Takada (bass) dan Hirotaka Takahashi (Drum) ini sudah menelurkan 5 full album, 2 album kompilasi, 2 mini album, dan 1 album the best.

Band ini biasa menggunakan lirik dengan campuran bahasa Jepang dan Inggris, dimana pengucapan lafal dan penggunaan kalimat bahasa Inggris dalam lagu-lagu mereka dikerjakan dengan baik sekali. Hal ini dikarenakan vokalis mereka, Takeshi Hosomi, pernah bekerja sebagai teknisi komputer di Oakland, California dan di Jepang, ia memiliki teman kerja yang berbahasa Inggris, selain itu, ia juga pernah memiliki pacar yang berasal dari Israel.

Lagu-lagu yang mereka mainkan mengadopsi band-band pop-punk dari Barat, sehingga rasa 'Jepang' yang ada didalam musik mereka sangat minim, walaupun ada banyak lagu mereka yang menggunakan bahasa Jepang, apalagi pengucapan lafal Inggris oleh sang vokalis amatlah sempurna, sesuatu yang sangat jarang di dunia musik Jepang. Jika kalian mendengarkan hanya lagu-lagu ellegarden yang berbahasa Inggris tanpa tahu muka-muka personil aslinya, pasti kalian bakal mengira kalau mereka berasal dari Amerika, atau minimal berasal dari barat. Lirik-lirik lagu mereka juga sangat bagus. Dari kisah-kisah lucu hingga gambaran perasaan kesepian yang dalam. Musik mereka juga bervariasi, mulai dari lagu slow ballad, hingga fast-punk ada di lagu-lagu mereka. Tingkat kesulitan lagunya pun bervariasi, mulai dari lagu-lagu ringan seperti Niji dan Starfish, sampai lagu-lagu dengan lirik mellow dengan melodi gitar yang sulit, seperti yang ada di lagu I hate it.

Namun sayangnya, sejak September 2008, mereka menyatakan 'Indefinite Hiatus' dan kini para personilnya sibuk mengurus band barunya masing-masing, seperti Takeshi Hosomi di The Hiatus, Shinichi Ubukata di Nothing's Carved in Stones, dan Hirotaka Takahashi di Scars borough. saya cuma berharap kalau mereka bakal kembali bergabung, karena Ellegarden is my favorite Japanese band, now and ever!!!...

Author choice : Missing, Monster, No. 13, Can you feel like i do, I hate it, Space sonic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar